Sabtu, 16 April 2011

Ketika Diam

Akhlak manusia bisa dinilai dari cara dia berbicara. Jika pembicaraannya itu bijak, proporsional dan senantiasa mengandung hikmah, maka insya Allah akhlaknya pun akan menunjukan kemuliaannya.

Adakalanya lisan kita ini sering membawa kita pada kemudharatan ketimbang membawa kemashlahatan. Jika sudah begini, maka kita harus pintar-pintar untuk dapat menjaga lisan kita. Rasululallah pernah berpesan pada kita agar senantiasa Lebih Baik Diam daripada berkata yang tidak baik. Jadi dengan kata lain, diam akan lebih membawa manfaat dan selamat dibanding kita banyak bicara namun tidak manfaat dan lebih buruknya mengundang murka Allah SWT.

Namun terlebih dahulu kita kenali macam-macam diam.

1) Diam karena sombong

Diam ini dilakukan karena merasa kita tidak pantas atau merasa tidak se-level dengan lawan bicara kita. Artinya kita merendahkan orang lain, sehingga kita memilih diam. Ini tentu tidak dicintai Allah.

2) Diam Karena Marah

Diam ini, jika bertujuan untuk menghindari diri dari perkataan sia-sia atau menyakiti orang lain, maka itu baik dan bertujuan akan menyelesaikannya kelak jika merasa amarahnya sudah reda. Tapi justru jika diamnya ini ingin menunjukan bahwa dia sedang marah, maka ini sungguh tidak menyelesaikan masalah. Lebih buruknya akan menjadikan prang lain berprasangka buruk.

3) Diam karena Bodoh

Diam karena tidak tahu apa yang harus dikatakan adalah lebih baik daripada kita banyak bicara tanpa ilmu, karena kita tidak mau dinilai tidak tahu apa-apa oleh orang lain.

4) Diam karena untuk dusta

Diam yang untuk dusta adalah diam karena tidak mau bersaksi menyampaikan kebenaran. Apabila diamnya itu akan mencelakakakan orang lain yang benar dan membebaskan yang salah, maka ia berdosa.

5) Diam penuh hikmah

Diam inilah yang sampai saat ini akupun masih belum sepenuhnya melakukan. Aku masih banyak bicara hal-hal yang sekiranya tidak dibicarakan pun tidak akan membawa madharat. Artinya, aku belum bisa maksimal dalam menjaga lisan. Seringkali dari lisan ini keluar canda-canda yang tidak dirasa akan menyakiti orang lain.

Tapi aku akan terus berusaha agar bisa menjadi orang yang bisa menjaga lisan. Dan ketika berbicara membawa hikmah serta manfaat bagi orang yang mendengar.